Ketikkan.Fahmi

Welcome to My Blog

Kepemimpinan dalam Perspektif Islam


By Zulfahmi
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS : Albaqarah 30 )
Sebelum manusia diciptakan, Allah sudah lebih dulu menciptakan langit, bumi dan isinya. Segala sesuatu telah tercipta dengan sangat teratur di alam semesta, planet-planet berjalan pada porosnya, matahari memancarkan cahaya untuk memberikan penerangan, bintang-bintang yang indah yang menghiasi angkasa, bumi dan segala kelengkapannya, Maha Besar Allah atas segala penciptaannya. Namun, bumi yang indah itu siapakah yang akan menghuni dan merawatnya?
Disinilah mulai terlahir tentang kepemimpinan, yaitu ketika Allah berfirman akan menjadikan khalifah dimuka bumi. Khalifah disini berarti pemimpin yang memiliki tugas untuk mensejahterakan bumi. Akan tetapi, mengenai hal tersebut para malaikat bertanya kepada Allah mengapa hendak menciptakan manusia yang akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah? Sungguh Allah lebih mengetahui mengenai hal itu. Maka Allah ciptakan manusia dari segumpal tanah kemudian ditiupkanlah ruh kepadanya maka terciptalah Adam sebagai manusia pertama yang akan mengemaban tugas sebagai khalifah di muka bumi setelah yang lain tidak sanggup menjadi khalifah di muka bumi.
Setelah kita mengetahui bagaimana asal- usul kepemimpinan yang ternyata sejak pertama kali manusia telah diciptakan bahkan sebelumnya hal itu sudah Allah perbincangkan dengan para malaikat-Nya sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 30. Lantas apakah yang dimaksud dengan Kepemimpinan? Banyak pendapat mengenai hal tersebut yang menjelaskan arti dari kepemimpinan yang artinya tidak jauh berbeda antara satu pendapat dengan pendapat lainnya. Dari beberapa ahli yang berpendapat ialah : William G. Scott (1962) Kepemimpinan ialah proses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, Fiedler (1967) kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan, Davis (1977) mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat, dan masih banyak lagi pengertian lainnya menurut para ahli. Jadi pengertian dari kepemimpinan itu intinya adalah bagaimana seseorang dapat memberikan pengaruh terhadap orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian kepemimpinan tersebut adalah secara umum, lalu bagaimanakah pengertian kepemimpinan menurut perspektif Islam? Dalam Islam kepemimpinan di sebut dengan imamah yaitu konsep yang terdapat dalam Al- Qur’an dan As- sunnah, yang meliputi kehidupan manusia secara pribadi, berdua, keluarga maupun kelompok yang tujuannya adalah untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Sehingga dalam artian ini, siapa saja adalah pemimpin, suami menjadi pemimpin bagi istri dan anak-anaknya, istri menjadi pemimpin bagi anak-anaknya, seorang anak menjadi pemimpin bagi adik-adiknya, dan setiap diri menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Siapa saja yang menjadi pemimpin maka akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak atas kepemimpinannya, sebagaimana sabda Rasululloh “Setiap kamu adalah pemimpim dan tiap-tiap pemimpin dimintai pertanggungjawabannya”
Dalam Islam, istilah pemimpin biasanya disebut juga “khalifah” atau “amir” yang berarti wakil tuhan dimuka bumi. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Q.S Al- Baqarah ayat 30 :. . . “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”. . . Dalam pengertian ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Islam secara mutlak bersumber dari Allah swt yang telah menjadikan manusia sebagai khalifah fil ardli. Maka dalam kaitan ini, dimensi kontrol tidak terbatas pada interaksi antara yang memimpin (umara) dengan yang dipimpin (umat), tetapi baik pemimpin maupun rakyat (umat) yang dipimpin harus sama-sama mempertanggungjawabkan amanah yang diembannya sebagai seorang khalifah Allah , secara komprehensif. Sehingga sebagai seorang pemimpin dalam Islam hendaknya memiliki sifat shiddiq, tabligh, amanah, dan fathanah.
Sifat pertama, shiddiq artinya benar. Seorang pemimpin harus memiliki sifat ini, ia harus selalu bertindak yang benar baik perkataan maupun perbuatan. Karena apabila seorang pemimpin tidak memiliki sifat ini maka bawahannya yang akan sengsara. Seperti banyak halnya yang terjadi pada zaman sekarang ini, banyak calon pemimpin kita yang pada saat berkampanye semua ucapannya manis-manis, akan tetapi setelah terpilih semua terbalik 180 derajat tidak seperti apa yang telah disampaikan pada saat kampanye. Kedua, tabligh artinya menyampaikan. Artinya pemimpin harus mampu menyampaikan apa yang menjadi kewajibannya demi kemaslahatan bersama. Ketiga, amanah artinya dapat dipercaya. Jika suatu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Keempat, fathonah artinya cerdas. Pemimpin haruslah cerdas, mampu membaca peluang dan mengatasi permasalahan yang terjadi. Tidak cukup dengan satu cara maka masih banyak cara yang lain lagi, sehingga setiap persoalan akan mampu ditangani oleh seorang pemimpin.
Jiwa kepemimpinan ada pada setiap makhluk ciptaan Allah yang tentunya pada dimensi yang berbeda-beda. Manusia, malaikat, setan, jin, hewan dan makhluk lainnya memiliki jiwa kepemimpinan yang berada pada dimensi yang berbeda. Suatu contoh kepemimpinan pada hewan dapat kita lihat dari semut yang diceritakan pada zaman nabi Sulaiman, yaitu ketika nabi Sulaiman bersama bala tentaranya melewati suatu jalan dimana ada semut-semut yang berlarian panik karena takut terinjak-injak oleh nabi Sulaiman bersama bala tentaranya, salah satu dari sekian banyak semut tersebut memerintahkan semut-semut yang panik tersebut untuk masuk kedalam lubangnya agar tidak terinjak oleh nabi Sulaiman bersama bala tentaranya. Dari cerita tersebut dapat kita melihat jiwa kepemimpinan seekor semut yang memerintahkan semut-semut lainnya untuk masuk lubang agar tidak terinjak-injak oleh nabi Sulaiman bersama bala tentaranya. Seekor semut tersebut lebih mendahulukan keselamatan semut-semut yang lainnya. Inilah sifat yang perlu di contoh oleh setiap pemimpin bahwa kepentingan umat adalah yang utama.
Pemimpin dalam Islam haruslah orang yang bertaqwa sehingga mampu untuk menegakkan keadilan. pemimpin yang adil akan mampu memberikan keadilan kepada masyaraktnya sehingga kehidupan rakyatnya akan hidup sejahtera. Seperti contohnya kepemimpinan nabi Muhammad SAW yang karena kepemimpinannya masyarakat yang berada pada daerahnya hidup sejahtera dalam ukuran mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mendapatkan keadilan sebagai masyarakat, baik yang muslim maupun yang kafir, akan tetapi kafir zimmi. Sebaliknya, pemimpin yang dzalim akan bertindak seenaknya tanpa memberikan keadilan kepada masyaraktnya sehingga masyarakat pada daerah tersebut akan hidup sengsara, seperti yang terjadi pada kepemimpinan raja Fir’aun pada zaman nabi Musa as, rakyat-rakyatnya hidup dalam kesengsaraan akibat dari kedzaliman raja Fir’aun. Bahkan, sangat dzalimnya dia menganggap dirinya adalah tuhan sehingga Allah memberikan azab di tenggelamkan di laut merah maka hilang semua kesombongan dan kedzalimannya tersebut.
Memimpin adalah amanah dan tanggungjawab yang akan dipersoalkan di akhirat nanti. Amanah dan tanggungjawab ini tidak akan terlaksana tanpa adanya pemimpin yang berwibawa memeliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang tertentu, sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, mengajak manusia mengabdikan diri sesungguhnya kepada Allah swt, melalui kerja-kerja memakmurkan bumi Allah swt, melakukan islah, menegakkan kebenaran, mengujudkan keamanan, keharmonian dan kesejahteraan dalam masyarakat dan negara.
Berdasarkan amanah dan tanggungjawab seorang pemimpin, maka orang yang lemah dan tidak memiliki kelayakan tidak boleh menjadi pemimpin. Oleh itu melantik seorang pemimpin atau pegawai yang tidak memeliki kelayakan kepada sesuatu jabatan sedangkan masih ada orang yang lebih layak kepada jabatan tersebut, merupakan suatu pengkhianatan besar kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Dan sangat bertentangan dengan ajaran syariat Islam kerana akibat dari perbuatan itu, masyarakat dan negara akan hancur serta diangkat keberkatannya. Rasulullulah saw bersabda; ‘Apabila disandarkan pekerjaan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat (saat kehancuran)’. Maka hendaknya seorang yang menjadi pemimpin adalah orang yang benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu untuk memimpin dan mensejahterakan rakyat. Jangan sampai yang menjadi pemimpin adalah orang yang tidak mampu menjadi pemimpin. Hal ini yang menjadi permasalahan kita, dimana banyak orang berbondong-bondong nyalon jadi pemimpin disetiap daerah hanya untuk mendapatkan jabatan dan kedudukan dikalangan masyarakat. Padahal, kalau kita melihat balik kesejarah pemilihan pemimpin pada zaman sahabat rasul banyak yang menolak untuk menjadi pemimpin karena itu merupakan tanggung jawab besar yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Dengan demikian, kepemimpinan dalam Islam merupakan sebuah amanah yang diemban bagi setiap manusia untuk mensejahterakan bumi dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban. Setiap diri memiliki jiwa kepemimpinan yang kadarnya berbeda antara satu dengan lain. Kadar jiwa kepemimpinan yang lebih besar akan lebih cocok menjadi pemimpin bagi yang kadar kepemimpinannya rendah, sehingga kita dianjurkan untuk memilih pemimpin yang benar-benar berjiwa pemimpin. Saya sebagai penulis mengajak para pembaca untuk selektif dalam memilih pemimpin yang sebentar lagi akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Labels: artikel

Thanks for reading Kepemimpinan dalam Perspektif Islam. Please share...!

0 Comment for "Kepemimpinan dalam Perspektif Islam"

Back To Top